Makalah
Mata Kuliah :
Tatalaksana Padang Penggembalaan Peternakan Rakyat
Dosen : Prof.
Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc
GULMA
Oleh :
NURJAYA I111 11 308
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yangsenantiasa menganugrahkan segala bentuk
nikmat dan inayahnya sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Shalawat dan salam tak lupa pula penulis haturkan pada junjungan kita Muhammad
SAW, ialah sang revolusioner sejati yang telah menggulung permadani kebatilan
dan membentangkan sajadah-sajadah kebaikan.
Selaku
ummat manusia yang pada hakekatnya diciptakan dimuka bumi ini selaku khalifah,
maka selayaknyalah kita mewakili Allah SWT dalam mengolah alam semesta ini
dengan amal ilmiah dan ilmu amaliah.
Penulis
menyampaikan rasa terimah kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada semua
pihak telah memberikan motivasi dan
dukungannya baik dalam bentuk moril terlebih lagi dalam bentuk materil. Semoga
segala bentuk apresiasi yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan
yang layak dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,
namun besar harapan kiranya ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya di bidang peternakan, Amin.
Makassar, Mei 2013
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gulma merupakan
tumbuhan yang tidak sesuai dengan tempatnya atau tanaman yang tumbuh bukan pada
tempatnya. Gulma merupakan tanaman yang keberadaan atau kehadirannya dapat
mengganggu tanaman lain.Gulma mempengaruhi banyak fase pengusahaan tanaman dan
menyebabkan kerugian-kerugian yang serius dalam hasil dan kualitas dan
meningkatkan biaya produksinya.Kerusakan yang langsung disebabkan karena adanya
gulma di dalam dan dekat lahan yang ditanamai berupa gulma dalam lahan tanaman
yang mengurangi hasil dan kualitas oleh persaingan kebutuhan tumbuh, seperti
hara, air, dan cahaya.Gulma mengurangi efisiensi panen dan mesin-mesin, karena
gulma yang membentang di tanah, membelit ke dalam mesin dan yang berdiri tegak
menumpang pada panen (Ennis, 1967).
Menurut definisi ekologis gulma
didefinisikan sebagai tumbuhan yang telah beradaptasi dengan habitat buatan dan
menimbulkan gangguan terhadap segala aktivitas manusia (Sastroutomo, 1990).
Gulma sering di tempatkan dalam kompetisi atau campur tangannya terhadap aktivitas
manusia atau pertanian.
Mengingat keberadaan gulma menimbulkan akibat - akibat yang merugikan
maka dilakukan usaha-usaha pengendalian secara teratur dan terencana.
Pengendalian gulma bukan lagi merupakan usaha sambilan, tapi merupakan usaha
tersendiri yang memerlukan langkah efisien, rasional berdasarkan pertimbangan
ilmiah yang teruji.
Berdasarkan definisi subjektifnya, gulma dapat diartikan sebagai tumbuhan
yang tidak dikehendaki manusia karena tumbuh di tempat yang tidak diinginkan
dan mempunyai pengaruh negatif terhadap manusia baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Keberadaan gulma tidak
dikehendaki karena gulma mempunyai daya kompetisi yang tinggi (ruang, air,
udara, unsur hara) terhadap tanaman yang dibudidayakan, sehingga mengganggu
pertumbuhan dan menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen tanaman budidaya.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini
diharapkan agar kita dapat mengetahui pengertian maupun deskripsi gulma secara
umum serta jenis gulma yang ada di sekitar kita. Selain itu, diharapkan pula
agar kita dapat mengetahui model penyebaran maupun pertumbuhan gulma serta
tindakan pengendalian yang dapat dilakukan agar gulma yang dianggap merugikan
tidak menyebar luas.
PEMBAHASAN
Pengertian Gulma
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang
tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma
secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan
suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya,
habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal
gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board
leaf). Golongan gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae
(poaceae).
Pengelompokan
Gulma
Gulma secara umum dapat diklasifikasikan
berdasarkan habitat, karakteristik, siklus hidup, morfologi, dan tingkat
serangannya Anonim (2013) :
Pengelompokkan gulma berdasarkan habitatnya
- Gulma agrestal atau segetal; gulma di lahan pertanian atau tanah-tanah yang mengalami pengolahan.
- Gulma ruderal (rudus = sisa); gulma yang dijumpai pada tepi jalan, rel kereta api, atap gedung, tepi kolam; danau; rawa, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya.
- Gulma padang rumput; tumbuhan yang tidak dapat dimakan ternak atau tidak mempunyai nilai gizi dan berpengaruh negatif pada ternak,
- Gulma air; tumbuhan air yang dalam populasi tinggi akan menimbulkan masalah bagi manusia misalnya kelancaran air irigasi, mengganggu transfortasi air, pendangkalan waduk, sungai dan lain-lain.
- Gulma hutan; jenis tanaman hutan yang tidak dikehendaki pada hutan sekunder seperti pada areal pembibitan dan areal penghijauan.
·
Gulma lingkungan; tumbuhan
pendatang yang agresif sehingga mampu manguasai vegetasi alami dan menghambat
pertumbuhan jenis-jenis asli bahkan memmusnahkannya,
Pengelompokkan
gulma berdasarkan karakteristiknya
- Gula rumput (grasses); gulma yang memiliki batang bulat atau pipih berongga dan bentuk daun sempit.
- Gulma teki (sedges); gulma yang memiliki batang bentuk segitiga, kadang-kadang bulat, dan tidak berongga, serta mempunayi sistem rhizoma dan umbi sangat luas.
- Gulma daun lebar (broad-leaved weeds); gulma yang berdaun lebar dan banyak terdapat stomata pada permukaan daun bagian bawah.
Pengelompokkan
gulma berdasarkan siklus hidup
- Gulma semusim (annual); gulma yang menyelasaikan siklus hidupnya dalam satu musim (satu tahun) mulai dari perkecambahan biji hingga menghasilkan biji lagi.
- Gulma dua musim (biennial); gulma yang dapat hidup lebih dari satu tahun tetapi kurang dari dua tahun. Gulma ini memerlukan dua musim pertumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya.
- Gulma tahunan (perennial); gulma yang dapat hidup lebih dari satu tahun bahkan hampir tak terbatas. Setiap tahun pertumbuhan gulma ini dimulai dengan perakaran yang sama.
Pengelompokkan
gulma berdasarkan morfologi
- Gulma monokotil; gulma yang memiliki daun berbentuk pita, perebandingan panjang dan lebar daun nyata, tulang daun sejajar, tidak mempunyai tangkai daun, buah dan atau biji biasanya keras,
- Gulma dikotil; gulma yang memiliki tulang daun menjari atau menyirip, pada setiap helai daun terdapat tangkai daun, letak daun berhadapan, berhadapan bersilang, atau berkarang.
Pengelompokkan gulma berdasarkan tingkat serangan
- Gulma tidak ganas; gulma tidak begitu merugikan (dapat ditolerir), mudah dikendalikan, lambat berkembang umumnya), tapi ada yang cepat, tidak tahan terhadap perubahan lingkungan atau daya adaptasi rendah.
- Gulma ganas; gulma yang memiliki tingkat merusak tinggi, cepat berkembang, daya adaptasi tinggi, sulit dikendalikan, dan sangat merugikan.
Deskripsi
Umum
Alang-Alang
Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun
tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal
dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang. Alang-alang dapat
berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin,
atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan
dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin,
gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup
subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau
kering.
Rumput Teki
Teki ladang atau Cyperus rotundus adalah gulma pertanian yang biasa
dijumpai di lahan terbuka. Apabila orang menyebut "teki", biasanya
yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang
berpenampilan mirip. Teki sangat adaptif dan karena itu menjadi gulma yang
sangat sulit dikendalikan. Ia membentuk umbi (sebenarnya adalah tuber,
modifikasi dari batang) dan geragih (stolon) yang mampu mencapai kedalaman satu
meter, sehingga mampu menghindar dari kedalaman olah tanah. Teki menyebar di
seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap
genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan.
Eceng
Gondok
Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:
Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain
dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok
mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di
Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung,
di Manado dikenal dengan nama Tumpe. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara
tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius,
seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang
melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan
tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat
merusak lingkungan perairan.
Kandungan Gulma
Alang-alang
Akar alang-alang (Imperata
cylindrica) dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, memiliki kandungan
seperti asam asetat, asam oksalat, asam malat, dan asam sitrat yang
berperan dalam peningkatan efesiensi metabolisme energi dalam tubuh. Akar
alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki kandungan seperti asam
asetat, asam oksalat, asam malat, dan asam sitrat yang berperan dalam
peningkatan efesiensi metabolisme energi dalam tubuh dan dapat meningkatkan
pertambahan berat badan (PBB) serta efisiensi pakan.
Akar alang-alang (Imperata cylindrica)
memiliki kandungan nutrisi seperti protein 1,54 %, energi 3728 Kkal/kg, SK 0,24
%, lemak 0,29 %, Ca 0,16 % dan P 0,28%. Metabolit yang telah ditemukan pada
akar alang-alang terdiri dari arundin, ferfenol, flavonoid, kampesterol,
stigmasterol, ß-sitosterol, katekol, asam oksalat, asam sitrat, potassium
(0,75% dari BK), sejumlah besar kalsium sejumlah besar kalsium dan
5-hidroksitriptamin. Menurut Mursito (2000) bahwa Akar alang-alang (Imperata cylindrica) juga mengandung Air (81,00714%), Karbohidrat
(6,3072%), Serat (5,8580%), Abu (1,1301%), monitol, senyawa K, sakarosa,
glukosa, malic acid, citric acid,
arundoin, cyllindrin, fernenol,
simiarenol, dan anemonin.
Rumput Teki
Tradisi pengobatan Cina memanfaatkan
Teki, baik tunggal maupun dipadu dengan herbal lain. Dalam ramuan tradisional
Indonesia, teki digunakan dalam bentuk campuran yaitu, dengan rebusan umbi teki
bersama dengan rimpang jahe. Umbi ini juga digunakan untuk mengatasi kejang
perut dan pelancar air seni (Diuretik).
Rumput
teki mengandung Cyperon dan 0,45 – 1% minyak atsiri, di perdagangan dikenal
dengan nama Cyperiol oil atau Oil of cyperiol atau Oil of Cyperus. 1 Minyak atsiri
yang berasal dari Cina mengandung cyperene, pascholenone, sedangkan yang
berasal dari Jepang mengandung cyperol, cyperene (cyperene I dan cyperene II),
a-cyperone, cyperotundone dan cyperulone, disamping itu ditemukan pula alkaloid
dan flavonoid, triterpen. 4 a-Cyperon
merupakan senyawa seskuiterpen keton, dan kadarnya dalam minyak atsiri
sekitar 35-54%.
Eceng Gondok
Walaupun eceng gondok dianggap sebagai
gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam
berat. Eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel
(Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu
tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni
0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur
dengan logam lain. Logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara
maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun
hingga 51,85 persen. Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan
juga mampu menyerap residu pestisida.
Penyebaran Gulma
Alang-alang
Alang-alang
dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama
angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur.
Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang
miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang
cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap
atau kering. Alang-alang menyebar alami mulai dari India hingga ke Asia timur, Asia Tenggara,
Mikronesia
dan Australia.
Kini alang-alang juga ditemukan di Asia utara, Eropa, Afrika, Amerika
dan di beberapa kepulauan. Namun karena sifatnya yang invasif
tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang
sangat merepotkan.
Rumput Teki
Pemencaran tanpa bantuan faktor luar
Pemencaran ini
biasanya menggunakan alat pemencaran yang biasanya tidak memungkinkan
penyebaran yang luas, misalnya :
a. Stolon atau Geragih, Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, rumput gajah, strawberi.
a. Stolon atau Geragih, Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, rumput gajah, strawberi.
b. Umbi Batang, Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan
umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas
akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang.
c. Umbi Lapis, Merupakan batang
dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat
lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah,
bakung, tulip, leli.
d. Akar Rimpang atau Akar Tinggal
(Rizom), Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh :
beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, dahlia.
e. Gerak Higroskopik dari buah
polong, Buah polong akan pecah bila kering, maka bijinya akan terpental keluar.
Contoh : petai, lamtoro, kapri, karet, jarak.
Pemencaran Tumbuhan Dengan Bantuan Faktor Luar
a. Anemokori,
Pemencaran biji dengan bantuan angin. Biji dapat terpencar jauh dari induknya.
Dengan cara ini, alat pemencaran mempunyai ciri sebagai berikut :
-biji kecil dan ringan, contoh : biji anggrek dan spora jamur
-biji berbulu atau berambut, contoh : alang-alang (Imperata cylindrica) dan kapok (Ceiba pentandra)
-biji bersayap, contoh : mahoni (Sweitenia mahagoni) dan damar (Agathis alba) buah bersayap, contoh : meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae
-biji terpencar karena tangkainya tergoyang angin, contoh : Opium (Popover somniferum)
-biji kecil dan ringan, contoh : biji anggrek dan spora jamur
-biji berbulu atau berambut, contoh : alang-alang (Imperata cylindrica) dan kapok (Ceiba pentandra)
-biji bersayap, contoh : mahoni (Sweitenia mahagoni) dan damar (Agathis alba) buah bersayap, contoh : meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae
-biji terpencar karena tangkainya tergoyang angin, contoh : Opium (Popover somniferum)
b. Hidrokori,
Pemencaran biji dengan bantuan air. Bijinya mempmyai ciri ringan dan
embrio/lembaganya mempunyai pelindung yang baik. Contohnya : kelapa (Cocos
nucifera), nyamplung (Calophylum sp).
c. Zookori,
Pemencaran dengan perantaraan hewan
-Ornitokori : pemencaran dengan perantaraan burung. Biasanya bij tanaman ini tidak dapat dicerna dan akan keluar bersama kotoran burung. Contoh : beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp).
-Kiroptorokori : pemencaran dengan perantaraan kelelawar. Contoh : jambu biji (Psidium guajava), pepaya (Carica papaja).
-Entomokori : pemencaran dengan perantaraan serangga. Contoh : wijen (Sesamum sp), tembakau (Nicotiana tabacum).
-Mammokori : pemencaran dengan perantara mamalia. Contoh : kopi (Cofea tanaman sp), delima.
-Ornitokori : pemencaran dengan perantaraan burung. Biasanya bij tanaman ini tidak dapat dicerna dan akan keluar bersama kotoran burung. Contoh : beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp).
-Kiroptorokori : pemencaran dengan perantaraan kelelawar. Contoh : jambu biji (Psidium guajava), pepaya (Carica papaja).
-Entomokori : pemencaran dengan perantaraan serangga. Contoh : wijen (Sesamum sp), tembakau (Nicotiana tabacum).
-Mammokori : pemencaran dengan perantara mamalia. Contoh : kopi (Cofea tanaman sp), delima.
d. Antropokori,
Pemencaran dengan perantaraan manusia.
-Pemencaran secara sengaja.
Contoh : kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia.
- Pemencaran secara tidak sengaja.
Contoh : biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana.
-Pemencaran secara sengaja.
Contoh : kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia.
- Pemencaran secara tidak sengaja.
Contoh : biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana.
Eceng
Gondok
Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam
dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat
penampungan air dan sungai. Eceng gondok hidup mengapung di air dan
kadang-kadang berakar dalam tanah. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan
perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan
ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan
eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien
yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium. Kandungan
garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada
danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah
sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim
kemarau.
Teknik Pengendalian
Teknik Pengendalian Gulma secara terpadu dapat dilakukan sebagai berikut
(Putra, 2012):
·
Gulma ditebas dengan parang kemudian dihamparkan di
lahan sebagai mulsa.
·
Gulma ditebas dengan parang kemudian dilakukan
pengolahan tanah. Selanjutnya dilakukan penanaman padi dan penyiangan
menggunakan herbisida pra-tumbuh.
Kalangan pertanian sepakat dalam mengadopsi strategi pengendalian
gulma terpadu untuk mengendalikan pertumbuhan gulma. Agensi pengendali
gulma dinamakan herbisida (herbicide). Pada pengendalian gulma,
mengendalikan gulma secarakhemis merupakan salah satu cara pengendalian
disamping pengendaliansecara manual/mekanis. Dalam mengendalikan gulma secara
khemis digunakan herbisida. Herbisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk
mematikan atau menghambat pertumbuhan gulma. Penyemprot harus memastikan bahwa
herbisida yang diberikan terarah pada gulma dan meniadakan persentuhan
semprotan herbisida terhadaptanaman. Herbisida merupakan bagian atau anggota
dari pestisida. Selain herbisida, pestisida terdiri atas insektisida, fungisida,
bakterisida dan lain-lain.
Dalam
pengendalian hama terpadu (PHT), herbisida digunakan sebagai alternatif
terakhir jika masih ada cara lain yang lebih efektif dan aman digunakan. Pada
tingkat tertentu herbisida merupakan senyawa beracun, sehingga pemakaian herbisida
haruslah secara arif bijaksana dan memerlukan pendidikan konsumen dalam hal
teknik aplikasi, pemakaian dan keselamatan. Hebisida umumnya relatif kurang
beracun dibandingkan dengan insektisida dan fungisida. Herbisida juga tidak
ampuh untuk segala jenis spesies gulma pada setiap tingkatan umur gulma.
Herbisida menjadi penting dipertimbangkan pada saat efisiensi menjadi prioritas
disaat modal menjadi terbatas atau pertanian dilaksanakan dalam skala luas.
Pemakaian
herbisida dalam jangka panjang perlu mempertimbangkan kemungkinan resistensi
gulma terhadap aplikasi herbisida. Gulma menjadi lebih tahan terhadap
penyemprotan herbisida karena dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu lama
dengan menggunakan suatu jenis herbisida yang sama. Pada umumnya konsep
herbisida memenuhi kriteria sedikit, selektif, sistemik dan sekuriti
(keamanan). Dalam jumlah sedikit herbisida harus efektif menghambat atau mematikan gulma. Herbisida
juga harus selektif mematikan gulma dan tanaman terhindar dari efek merugikan.
Herbisida juga dimungkinkan untuk dapat masuk dalam sistem jaringan gulma dan
mematikan gulma. Herbisida juga harus aman terhadap pemakai atau penyemprot dan
lingkungan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu,
tempat, dan kondisi yang tidak
diinginkan manusia. Sedangkan Menurut definisi ekologis gulma didefinisikan
sebagai tumbuhan yang telah beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan
gangguan terhadap segala aktivitas manusia. Program pengendalian gulma yang
tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan perlu dipikirkan terlebih dahulu.
Pengetahuan tentang biologis dari gulma (daur hidup), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
gulma. Kebanyakan Gulma adalah tanaman yang cepat tumbuh dan dapat menghasilkan
sejumlah besar biji dalam waktu singkat. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada
lahan pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman
produksi.
Kalangan pertanian sepakat dalam
mengadopsi strategi pengendalian gulma terpadu untuk mengendalikan
pertumbuhan gulma. Agensi pengendali gulma dinamakan herbisida
(herbicide). Pada pengendalian gulma, mengendalikan
gulma secarakhemis merupakan salah satu cara pengendalian disamping
pengendaliansecara manual/mekanis. Dalam mengendalikan gulma secara khemis
digunakan herbisida.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2013. Identifikasi Gulma dan Penggolongannya. http://aslilah.blogspot.com/.html.
Diakses pada tanggal 14 Mei
2013.
Hartadi, H. S. Reksohadiprodjo, dan A.
Tillman. 1986. Tabel Komposisi Pakan
untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Moenandir,
J. 1988.Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma.Buku 1. Rajawali Press, Jakarta.
122 hlm.
Mursito, B.
2000. Ramuan Tradisional. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Putra.
2012. Pengendalian Hama Penyakit dan Gulma. http://poetrasentence.blogspot.com/.html.
Diakses pada tanggal 15 mei 2013
Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi
Gulma. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sukman,Y dan Yakup. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Tjoet Nyak Nuroel Izzatie. 2011. Gulma. Tjoet
Nyak Nuroel Izzatie.blogspot.com
Diakses pada tanggal 15 mei 2013.